·
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TK/RA
Pendahuluan
Bahasa Inggris untuk anak TK? Lalu seperti apa materinya?
Bagaimana mengajarnya?Pertanyaan ini sering muncul seiring makin banyaknya
PAUD, TK atau RA yang memasukkan Bahasa Inggris sebagai salah satu isi
kurikulumnya. Belum lagi factor guru. Apakah latar belakang guru dari
pendidikan Bahasa Inggris, kalau ya apakah waktu kuliah dia mendapatkan mata
kuliah EYL. Kalau tidak lalu bagaimana guru mengajarnya?
Materi ini dimaksudkan bisa membantu guru yang mengalami
kesulitan dalam mengajar bahasa Inggris untuk anak usia dini. Namun masih perlu
dikembangkan oleh guru di kelas masing-masing sesuai dengan kondisi kelas,
kemampuan sekolah dan kemampuan guru yang bersangkutan. Materi ini terdiri dari
tiga bagian inti: (1) Anak dan kelebihannya, (2) Pembelajaran Bahasa dan (3)
Model-model pembelajaran Bahasa.
1. Anak
dan Kelebihannya
Anak masuk ke ruang kelas bahasa tidak dengan tangan
kosong. Mereka telah memiliki insting, ketrampilan dan pengetahuan
yang akan membantu mereka untuk mempelajari bahasa asing. Kita bisa
mengidentifikasinya dan kemudian bisa mengembangkannya untuk mereka. Contoh:
· Anak sudah bagus dalam
menginterpretasikan makna tanpa harus memahami setiap kata.
· Anak dengan keterbatasan
pengetahuan bahasanya bisa menggunakannya secara kreatif
· Anak lebih sering belajar
secara tidak langsung dari pada belajar langsung
· Anak lebih senang bila
belajar melalui tindakan
· Anak sudah bisa berbicara
1.1 Kemampuan
Anak dalam Menerka Makna
Kita tahu dari pengalaman bahwa anak yang
masih kecil mampu memahami apa yang dikatakan pada mereka bahkan sebelum mereka
memahami arti setiap kata. Intonasi, bahasa tubuh, ekspresi wajah, gerak dan
sikon (situasi dan kondisi) semua membantu anak memahami tentang kata dan frasa
yang belum mereka pahami. Dengan memahami pesan melalui cara ini mereka mulai
belajar bahasa. Pada akhirnya semua orang mempertahankan sumber pertama ini
untuk memahami sesuatu diluar pengetahuan bahasanya. Hal ini menjadi bagian
fundamental komunikasi manusia.
Anak masuk kelas sudah memiliki kemampuan tersebut diatas dan
kemampuan tersebut sudah mulai berkembang. Mereka secara terus menerus
menggunakan kemampuannya di semua kegiatan belajar/sekolah. Contoh, meskipun
ketrampilanbahasa ibu mereka (bahasa Indonesia) sudah berkembang
baik, mereka tetap saja mendapati kesulitan untuk mengikuti perintah dan
informasi secara verbal. Ketika hal ini terjadi, karena kemalasan atau tidak
memperhatikan, anak cenderung mengandalkan kemampuannya untuk “membaca” pesan
utama. Fakta dengan jelas terbuti bila anak kadang salah dalam menduga. Hal
yang paling penting dalam perkembangan bahasa anak adalah ketrampilan mereka
menginterpretasikan makna. Ini merupakan cara mereka belajar kata-kata baru,
konsep dan ekpresi dalam bahasa ibu ketika bahasa mereka berkembang untuk
mengatasi kesulitan baru di sekolah.
Jadi ketika anak mempelajari bahasa baru/asing di sekolah,
mereka akan menggunakan ketrampilan yang sama untuk menginterpretasikan bunyi,
kata dan truktur baru. Guru dalam hal ini harus bisa membantu dan mendukung
agar ketrampilan ini tetap berkembang. Guru bisa melakukannya dengan memastikan
bahwa guru telah menggunakan secara penuh bahasa tubuh, intonasi, demonstrasi,
gerak dan ekspresi wajah untuk menyampaikan makna yang sesuai dengan apa yang
guru katakan.
Diluar itu semua untuk memahami makna, anak menunjukkan
ketrampilan yang besar dalam menghasilkan bahasa yang bermakna dari sumber yang
terbatas.
1.2 Kreatifitas
Anak
Di awal-awal tahapan perkembangan bahasa ibu,
anak sangat bagus dalam membuat stuktur bahasa yang sedikit keluar aturan,
mereka juga kreatif dengan konsep bahasa. Seorang anak kecil usia empat tahun
mengatakan ‘don’t unring’ ketika ia meminta penelpon untuk menunggu. Dia
menggunakan pengetahuannya yang telah ada yaitu penambahan awalan untuk
menghasilkan maksud yang dia perlukan. Ada juga anak yang mengatakan ‘Switch of
the dark, I don’t like the dark shining.’ Anak juga menggunakan kata dengan
analogi atau bahkan kata-kata yang benar-benar baru dan menggunakannya dalam
keluarga.
Fenomena di atas penting untuk pengembangan
bahasa. Kita melihat hal ini terjadi pada semua anak ketika memperoleh bahasa
ibu. Orang dewasa kadang juga menggunakan kreatifitas ini dalam bahasa asing
ketika dia mendapati keterbatasan. Sebagai contoh kadang orang dewasa ingin
mengatakan sesuata namun dia tidak mengetahui kosa kata atau gramatikanya,
untuk menyampaikan maksud yang ingin dia katakan kemudian dia menggunakan
bahasa pertama namun dengan aksen asing. Dalam melakukannya hal demikian
sebenarnya dia telah membangun pemahaman bahasa sebab dia menggabungkan dan
menyusunnya kembali untuk dirinya sendiri. Proses ini akan muncul karena sudah
merupakan insting manusia dan sudah mengakar. Untuk membuat ketrampilan bahasa
yang kreatif, guru harus menyediakan pada anak kesempatan: 1) untuk
berkomunikasi dan mengekspresikan diri; 2) mendorong mereka membagun kemampuan
berbahasanya bukan hanya mengajari mereka mengulang-ulang kata atau frasa. Oleh
karena itu penggunaan game/permainan sangat diharapkan bukan saja karena
menarik tetapi permainan bisa menciptakan hasrat untuk berkomunikasi.
1.3 Kapasitas
Pembelajaran Tidak Langsung
Ketika pembelajaran
berlangsung dengan ketat guru biasanya mengendalikan kegiatan kelas
Namun anak kadang masih memperhatikan hal-hal diluar yang
diajarkan guru dan hal-hal dari luar tadi justru lebih diingat oleh anak. Hal
ini kadang bisa membuat guru frustasi tapi kapasitas ini bisa diubah oleh guru
yang akhirnya justru bisa menguntungkan pembelajaran. Ini adalah bagian dari
fenomena belajar tidak langsung yang lebih komplek.
Kegiatan belajar bahasa yang melibatkan anak menebak kata atau
frasa adalah contoh fenomena dalam tindakan nyata. Selama anak mencoba menebak
untuk mendapatkan jawaban yang benar, tanpa anak sadari, dia telah belajar kata
dan frasa lebih dari separo yang ia ketahui sebelum bermain. Kemudian anak akan
dengan mudah bisa mengulang kata, frasa yang tertanam di ingatannya dan mereka
kemungkinan juga sudah bisa membetulkan pengucapannya. Menebak adalah cara
belajar bahasa yang bagus. Cara ini termasuk belajar tidak langsungkarena
pikiran anak fokus pada tugas/jawaban benar bukan pada bahasanya.
Pembelajaran bahasa secara langsung dengan
cara sadar dan belajar secara tidak langsung dan tanpa sadar adalah dua cara
belajar bahasa yang membantu anak merekam bahasa baru. Pengalaman telah
menunjukkan pada kita bahwa kita semua tampaknya memiliki dua cara di atas.
Perkembangan tergantung pada perkembangan intelektual, temperamen dan situasi
kondisi apakah kita lebih cenderung menggunakan satu lebih dari pada system
lainnya. Dalam prakteknya setiap cara memberikan kontribusi pada perkembangan
bahasa. Belajar bahasa dengan cara langsung dan sadar tampaknya lebih
menodorong ketepatan, belajar tidak langsung lebih mendorong pada spontanitas
dan kelancaran. Idealnya dua cara tadi berkembang secara seimbang. Sehingga
guru di kelas perlu memberikan kesempatan pada dua cara tadi bisa berkembang.
1.4 Peranan
Imaginasi
Mengajar bahasa seharusnya berhubungan dengan
kehidupan nyata. Namun sayang jika guru hanya fokus pada realita di kelas
sehingga lupa bahwa realita bagi anak termasuk imajinasi dan fantasi. Sehingga
hal yang bersifat imaginasi dan fantasi tampak autentik bagi anak. Sehingga
penggambaran jumlah kaki dinosaurus, jumlah tangan monster sangat normal pada
anak-anak. Jika guru mempercayai peran imaginasi dan fantasi pada anak, guru
bisa melihat bahwa fantasi dan imaginasi akan memberikan perangsang yang kuat
untuk penggunaan bahasa. Guru bisa menstimuli imaginasi kreatif agar mereka mau
menggunakan bahasa untuk mengungkapkan ide mereka.
1.5 Insting
Berinteraksi
Semua insting dan atribut yang dibawa anak bagi guru bahasa
sangatlah penting. Anak perlu berbicara. Tanpa berbicara mereka tidak bisa
menjadi pengguna bahasa yang baik. Mereka bisa belajar tentang bahasa, tetapi
cara terbaik dalam belajar bahasa adalah dengan menggunakan bahasa. Sehingga
pekerjaan guru adalah memastikan bahwa hasrat untuk berbicara berfungsi untuk
belajar bukan bertentangan dengan belajar.
2. Pembelajaran
Bahasa Asing
Bahasa, ketrampilan berfikir dan pengembangan
konsep sangat erat hubungannya. Dalam buku Complete Early Childhood Curriculum
Resource bahasa didefinisan sebagai system komunikasi yang digunakan manusia
untuk menyampaikan ide dan pikiran melalui penggunaan kata, frasa dan kalimat
yang bisa dipahami.
Guru bertanggungjawab untuk penyediaan
lingkungan dimana anak-anak dapat mengembangkan ketrampilannya secara obtimal.
Anak-anak belajar bahasa melalui pengalaman, ekplorasi dan interaksi dengan
guru dan temannya dalam lingkungan yang sudah disiapkan sedemikian rupa.
Pengalaman bermakna selama pembelajaran memberikan pondasi kognitif untuk
berkembangnya bahasa anak.
Perkembangan bahasa mengikuti urutan yang
teratur. Dalam bahasa anak terdapat banyak keumuman dan kekonsistenan , tetapi
setiap kelas akan ada kemapuan yang beraneka ragam. Strategi dalam membantu
perkembangan bahasa anak harus didasarkan pada kesadaran akan tingkat
perkembangan.
Anak terbuka pada hal-hal yang sudah familiar,
baru dan menyenangkan. Guru bisa memancing anak untuk mengeluarkan ide dengan
cara menggunakan beragam mainan, dan bahan pembelajaran. Guru harus menyedian
waktu yang cukup bagi anak untuk mengamati dan mengekplorasi bahan
pembelajaran, dan begitu juga guru harus memberikan waktu yang cukup bagi anak
untuk berbicara dengan lainnya dengan menggunakan bahasa yang makin meningkat
tingkat kerumitannya.
Lingkungan kelas harus diatur agar anak bisa
berinteraksi satu sama lain, dengan guru, ada input, latihan dan feedback
bahasa yang terjadi. Mengembangkan pengalaman nyata anak dengan bahan ajar
untuk meningkatkan kosa kata anak dan membawa anak berhubungan langsung dengan
kata baru melalui penggambaran secara langsung baik dengan teman atau guru.
Ada beberapa teknik yang bisa digunakan untuk
meningkatkan perkembangan bahasa anak
a. Expansion:
untuk membantu memperpanjang ujaran anak, ujaran anak cenderung berpola oleh
karenanya tambahan pola perlu diberikan.
Anak : “I see cat.”
Guru : “ Yes, I see a
big, white cat.”
b. Correction:
Untuk meningkatkan kualitas ujaran anak
Anak : ”Me want cookies.”
Guru : “Yes, I want
cookies.”
c. Extension:
Guru mengucapkan untuk memberikan informasi baru
Anak : “My car goes.”
Guru : “Yes, and some go
fast and some go slow.”
d. Modeling:
Ini adalah penggunaan struktur bahasa orang dewasa untuk menjawab pertanyaan
dari anak, oleh sebab itu tetap dibatasi kosakatanya. Orang dewasa sebagai
model bagi anak.
e. Open-ended
Question: Memberikan pertanyaan pada anak agar anak bisa bergerak kearah yang
lebih dari kalimat pertamanya.
Anak : Truck broke.”
Guru : “How did the truck
break?”
Teknik-teknik di atas menunjukkan bahwa
didalam membantu pembelajaran bahasa, anak bukanlah pendengar pasif, tapi bisa
berperan sebagai participant aktif dalam mengembangkan bahasanya melalui
pengalaman yang bermakna bagi anak. Ini berarti guru harus menjadi pengamat
yang aktif dan mengikuti interaksi anak secara langsung.
Memahami perkembangan bahasa anak, struktur, dan fungsinya
adalah tugas yang cukup menantang bagi guru. Guru harus ekstra dan secara terus
menerus membantu apa yang familiar dan dikenal anak, menghubungkannya dengan
pengalaman baru, dan kemudian mengembangkan agar bahasa baru bisa dikuasai
anak.
3. Model-Model
Pembelajaran
Model
pembelajaran ini sengaja disajikan untuk mempermudah peserta dalam
mempraktekannya di tempat masing-masing. Karena sifatnya contoh untuk itu bahan
pembelajarannya disesuaikan di tempat masing-masing. Tema yang disajikan juga
belum menyeluruh. Untuk itu tema-tema yang belum ada pembelajarannya bisa
mengadopsi pada contoh-contoh yang diberikan.
3.1 School
Tour of School. Ajak anak keliling dan bertemu karyawan
sekolah.
Learning about School
Helpers. Lakukan keliling
sekolah untuk menjumpai school helpers(nurse, librarian, school secretary, and
principal). Mintalah masing-masing helper memperkenalkan diri pada anak tentang
nama, tugas dan alat-alat yang digunakan dalam bertugas.
Learning about School
Helpers/Classification. Guru
telah menyiapkan foto-foto semua school helpers dan gambar alat yang digunakan.
Anak menyebut nama alat dan nama orang yang menggunakan.
Language Experience
Story. Tulis cerita pendek
tentang setiap school helper dengan bahasa yang sederhana.
Listening Game. Rekam suara yang familiar yang ada di sekolah,
contoh suara air keran, pintu dibuka/ditutup, orang menyanyi. Minta anak
mendengarkan dan mengidentifikasi suara apa.
School Bus. Minta pak
sopir bus sekolah untuk mengajak anak keliling. Mintalah pak sopir menyebutkan
bagian-bagian bus (door, steering wheel, seat bealt dll)
Make a School Booklet. Tergantung dari tingkat kelompoknya, anak
bisa menggambar sendiri atau hanya mewarnai gambar yang sudah disiapkan oleh
guru tentang kegiatan-kegiatan sekolah seperti waktu makan kue, menggambar,
mendengarkan cerita, bermain diluar, atau bermain balok. Pastikan bahwa tugas
guru adalah berbicara dengan anak melalui gambar tersebut. Kegiatan ini lakukan
berkali-kali.
Labeling. Minta anak memberi nama bahan-bahan yang
ada di dalam kelas.
Matching. Minta anak mencocokan gambar dengan
objeknya yang ada di dalam kelas sambil menyebutkan namanya.
Following Directions. Minta anak melakukan satu, dua perintah.
Contoh,”Bring me the scissors, then pick up the book.”
Memory Game. Siapkan
tiga sampai lima bahan atau gambar dan beri nama, minta anak menutup mata lalu
guru mengambil/menghilangkan satu bahan. Minta mereka membuka mata dan tanya
barang apa yang hilang.
Sorting and
Classifying. Pilih gambar-gambar
yang ada hubungannya dengan sekolah dan yang tidak lalu minta anak memilih mana
yang tidak termasuk di sekolah.
Riddles. Letakkan barang dibalik tirai. Berikan
kata-kata bantuan lalu minta anak menebak nama barang tersebut.
3.2 Body
Parts
Responding to
Questions Using Full Sentences. Tanya anak” What is you name?” Anak harus menjawab dengan
kalaimat lengkap, “ My name is ……………..” selanjut setelah dilatih berkali-kali
guru bisa mengembangkan pertanyaan seperti, “What color is your shirt? Where
are your shoes? Who is sitting next to you? Supaya anak senang rekam jawaban
mereka dan perdengarkan lalu minta mereka menebak suara siapa.
Star of the Day or
Week. Pilih hari khusus
untuk anak sebagai bintangnya. Pada hari yang sudah ditentukan anak sebagai
bintang boleh memakai pakaian berbeda kesekolah atau membawa album keluarga,
boneka, mainan. Anak bisa menunjukkannya pada yang lain dan bisa untuk display.
What I can Do. Siapkan gambar tentang orang yang
melakukan sesuatu, tunjukkan pada anak macam-macam aktifitas tersebut seperti,
menyisir rambut, naik sepeda, melukis, melempar dll. Guru member contoh, “ He
is combing his hair.” Minta anak mengulang. Lalu Tanya pada mereka, “ Who can
comb his hair?” Pastikan gambar terdiri dari laki-laki atau perempuan supaya
anak bisa belajar hedan she.
Make a “Me” Book. Terdiri dari beberapa halaman didalamnya ada
gambar/foto anggota keluarga, binatang kesayangan, makanan kesukaan, acara TV,
dan kegiatan pengisi waktu. Buku ini bisa ditambah halamannya sesuai selera
anak bisa juga ditambah potongan-potongan gambar dari majalah.
Mirror, Mirror: Minta anak berdiri di depan cermin lalu
mintalah dia berbicara satu dua kata/kalimat tentang dirinya sendiri.
Same and Different. Minta dua anak berdiri di depan cermin lalu
minta mereka menyebut persamaan dan perbedaan diantara mereka.
Describing Each Other. Minta anak berdiri berhadapan, masing
mengatakan sesuatu tentang yang lain.
Person Collage. Beri anak gambar berbentuk lingkaran, setiap
hari tambahkan bagian-bagian seperti gambar mata, hidung, mulut,. Gunakan
benang untuk rambut. Bahas masing-masing fungsinya.
Assemble a Body. Sediakan guntingan gambar lengan, kaki,
badan, kepala (bentuk semacam puzzle), minta anak menggabungkan kembali lalu
bertanyalah tenatang fungsi anggota badan tersebut.
Body Part-Clothing. Bawa satu tas berisi pakaian yang berbeda
(baju, sarung tangan, kaus kaki,celan, topi, kerudung dll). Tanyakan bagian
tubuh mana yang ditutup oleh kain/barang tersebut.
3.3 Grocery
Store
Grocery Store in the
Classroom. Berbelanja bisa
menjadi tema kelas. Minta orang tua untuk mengirimkan pada anda kotak, kardus,
kaleng dan botol plastic kosong. Buat tas belanja, nota, pencatat pembelian,
uang-uangan, buah dan sayur imitasi, dan benda benda lain yang menurut anda
perlu untuk pelengkap toko. Tema Grocery Store bisa menjadi tema permainan
kreatif dan kegiatan berbahasa yang lebih terstruktur.
Shopping List Game. Beri setiap anak daftar belanja dalam bentuk
gambar. Potong lima gambar sayur atau buah untuk setiap anak. Minta anak untuk
mencocokkan gambar dan barang di toko, dan membayarnya. Ingat barang di
masukkan dalam tas belanja.
Shopping by Memory. Tergantung tingkat setiap anak, minta anak
membeli barang melalui perintah lisan.
Grocery Store Field
Trip. Ini adalah kegiatan
belanja sungguhan. Buat perjanjian dengan mini market, atau super market
sebelum anda membawa anak berbelanja. Buat daftar barang yang mau dibeli oleh
anak (contoh. Roti, makanan kaleng, minuman kotak dll). Beri setiap anak daftar
belanjaan. Biarkan anak belajar membayar sendiri dan menerima pengembaliannya.
Banyak supermarket yang senang dengan kegiatan ini dan dengan sukarela membantu
anak-anak.
Food Classification by
Picture. Buatlah kupon
belanja dalam bentuk gambar. Lalu buatlah klasifikasi barang belanjaan dalam 3
atau 4 katagori. Contoh: buah, sayur, minuman, makanan. Gunakan 4 kardus bekas
dan tempel disisinya masing-masing satu kategori. Minta anak memasukkan barang
belanjaannya kedalam kardus sesuai kategorinya.
Guessing Game. Gunakan Grocery Store anda, beri anak
kesempatan untuk berbelanja, barang yang sudah dibeli dimasukkan ke dalam tas
belanjaan. Minta teman lainnya untuk menebak barang apa yang dibeli. Bantu anak
dengan kata bantuan. Jelaskan, warna, bentuk, kapan dimakannya dsb.
Vegetable Science. Potong bagian atas kentang lalu tusuk dengan
menggunakan tusuk gigi. Ambil gelas dan isi air, masukkan bagian yang ditusuk
dibagian bawah. Usahakan sebagian bawah ini kena air. Minta anak setiap hari
mengamati pertumbuhannya.
Introduce Vegetables. Tunjukkan pada anak beberapa jenis sayuran.
Bisa dalam bentuk gambar, plastic atau sayuran asli. Katakan pada anak tentang
bentuk, ukuran dan warnanya untuk tiap-tiap sayuran. Lalu bandingkan
masing-masing sayuran atas rasa, warna dan bentuknya.
Music Vegetable. Minta anak membentuk lingkaran. Saat anak
mendengarkan musik, gambar sayuran atau gambar buah terus berpindah dari satu
anak ke anak yang lain. Saat music berhenti anak yang kebetulan memegang gambar
harus menyebut nama sayuran yang dipegangnya.
Same and Different. Ambil dua gambar sayur/atau buah taruh di
atas meja ajak anak untuk mencari persamaan atau perbedaannya.
3.4 Family
Making a Family Album. Anak membawa foto anggota keluarganya
termasuk foto anak, namun cara membawanya tidak sekaligus. Sehari cukup satu
foto anggota keluarga. Bantu anak mengatakan, “He is my father.” dst.
Family Visitors. Pada hari saat anda meminta anak membawa
satu foto keluarga. Anda bisa mengundang anggota keluarga yang ada di foto ke
dalam kelas. Mungkin ibu, bapak atau nenek mereka. Anggota keluarga yang hadir
tadi bisa diminta untuk melakukan kegiatan membaca buku, bernyanyi, membagi
kue, atau kegiatan apapun yang menurutnya nyaman untuk dilakukan.
Mom/Dad Picture. Ketika anak berbicara tentang foto ibunya
(geneder perempuan) suruh anak-anak membuka majalah dan menunjukkan gambar yang
berjenis perempuan. Begitu juga sebaliknya bila anak berbicara tentang foto
bapaknya. dst.
Whose Mom or Dad is
It? Mintalah orang
tua menulis satu paragraf pendek sedikit tentang mereka, tentang profesi, dan
tentang apa yang dilakukan di rumah. Setiap hari bacalah satu dua pararagraf
dan minta anak menebak orang tua siapakah yang mempunyai identitas seperti yang
diucapkan guru.
Picture Sort. Dengan menggunakan foto keluarga yang
dibawa ke sekolah sebelumnya, kumpulkan semua dan minta anak mengelompokkan
menjadi dua katagori laki-laki dan perempuan. Lalu gunakan gambar-gambar barang
seperti sepatu, dompet, gambar baju, celana dll, lalu minta anak untuk
menyesuaikan mana gambar untuk katagori laki-laki dan mana untuk perempuan (ini
untuk mengenalkan istilah He, she dalam bahasa inggris).
Finding Families. Tempelkan foto-foto anggota keluarga
anak secara acak. Lalu tempelkan di papan display. Minta anak untuk menunjuk
anggota keluarganya. Tanya siapa nama keluarga di foto tersebut, apa
kesukaannya dan apa yang tidak disuka.
Families. Dengan menggunakan gambar, puppet,
boneka kenalkan kepada anak-anak anggota keluarga: ibu, ayah, kakak dan adik.
Tergantung pada kondisi keluarga di kelas, bisa juga dikenalkan kakek, nenek,
paman dan bibi. Keluarga bisa besar bisa juga kecil. Keluarga bisa dipimpin
satu atau dua orang dewasa, keluarga saling menyayangi, keluarga bekerja dan
saling membantu.
Family Album. Minta anak membawa album keluarga ke
sekolah, minta anak menceritakan hubungan dia dengan mereka yang ada di foto.
Sebaiknya minta orang tua membuat catatan dibalik foto tentang siapa mereka
supaya anda bisa membantu anak menggunakan bahasa dengan benar.
Family Jobs. Bangkitkan semangat anak untuk berbicara
tentang pekerjaan dan tanggungjawab yang dilaksanakan oleh masing-masing
anggota kelurga. Tunjukkan tentang satu gambar dan tanyakan kegunaannya. Contoh
gambar keranjang sampah, untuk apa dan siapa yang membuang sampahnya ke bak
sampah.
3.5 Pets
Introduce Pats. Kenalkan gambar satu atau dua jenis binatang
kesayangan. Display masing-masing gambar. Gali sebanyak mungkin informasi yang
bisa membantu anak menyampaikan apa yang diketahuinya. Mulai dari ukuran, dan
warna masing-masing, apa yang menutupi kulitnya, bagaimana bergeraknya,
bagaimana suaranya, apa makanannya. Kegiatan ini bisa berlangsung beberapa
pertemuan
Closure Activity. Ini adalah kegiatan penutup untuk
melatih pendengaran anak. Minta anak melengkapi ucapan guru. Contoh:
A dog has four legs, a
bird has ………. A fish swims, a dog ………………..
What’s a Pet? Sampaikan pada anak apa itu binatang
kesayangan. Tekankan bahwa binatang kesayangan adalah binatang jinak yang bisa
diajak bermain, dan dapat dirawat di rumah. Gunakan beberapa gambar binatang
yang bisa dan tidak bisa dijadikan sebagai binatang kesayangan. Beri nama pada
gambar binatang tersebut dan minta anak untuk mengelopokkan mana yang termasuk
binatang kesayangan dan mana yang tidak. Bisa juga dikelompokkan kedalam
katagori binatang kesayangan, binatang untuk lahan pertanian, binatang hutan.
Class Pets. Jika di dalam kelas tidak ada binatang
belilah ikan, hamster, marmud. Hal ini bagus untuk member pelajaran kepada anak
bagaimana member makan dan bagaimana menyayangi binatang.
Pet Visitors. Bolehkan sekali waktu anak membawa binatang
kesayangan ke kelas. Anak bisa mengenalkan binatang kesayangannya pada
temannya, apa makanannya, dimana tidurnya, bagaimana suaranya, dan bagaimana
merawatnya.
Pet Book. Minta anak untuk menggambar/mewarnai
binatang kesayangannya atau binatang yang ia ingin miliki. Guru menuliskan
namanya, lalu temple bersama untuk dijadikan buku kelas tentang kumpulan
binatang kesayangan.
What Would You Feed
It? Gunting beberapa
gambar tentang binatang kesayangan dan makanannya, mintalah anak untuk
mencocokkan antara binatang dan makannya.
Mother and Baby Pets. Display gambar yang banyak tentang induk
dan anak binatang lalu mintalah anak-anak mencocokkannya. Bantu mereka
mempelajari nama induk dan anaknya.
3.6 Colors
Orange Hunt. Minta anak berkeliling dalam kelas dan
mencari segala sesuatu yang berwarna orange dan disebut nama bendanya.
Orange Day. Bikin hari orange. Anak harus membawa
sesuatu yang berwarna orange, memakai sesuatu yang orange. Bila mungkin jatah
kue hari itu dibikin warna orange.
Orange Making. Berikan pengalaman pada anak untuk mencapur
pewarna warna merah dengan kuning, bisa dari pewarna bahan makanan atau cat
untuk melukis. Minta mereka menggambar langit atau apa saja dengan nuansa
orange.
Scavenger Hunt. Minta anak keliling sekolah mencari segala
yang berwarna coklat.
What is Brown?. Potong segala gambar yang berwarna coklat
dari majalah sebanyak-banyaknya. Lalu temple-tempel gambar tersebut menjadi
bentuk gambar baru lalu beri nama.
Brown Hike. Ajak anak jalan-jalan untuk mencari segala
sesuatu yang berwarna coklat. Beri masing masing anak kantong plastic. Setelah
kembali ke kelas masing-masing dengan menggunakan lem membuat collage
White Collage. Minta
anak membuat collage dengan bahan kapas dan lain-lain yang berwarna putih.
3.7 Directional
and Positional Concepts.
Body Movement. Minta anak melakukan tindakan yang
diperintahkan guru dengan menggunakan kata in dan out.
Mereka bisa diminta masuk dan keluar dari teowongan, kotak atau tempat-tempat
yang biasa dipakai anak untuk keluar masuk sebagai mainan. Minta anak menjawab
pertanya guru, “Where are you?”
Object Movement. Berikan kesempatan pada anak untuk
melakukan permainan dengan cara memasukkan dan mengeluarkan barang seperti
spedol dan kotak, surat dan amplop, dompet dan tas dll. Mintalah anak melakukan
perintah, “Put the letter in the envelope.”
Directional Picture. Potong beberapa gambar dari majalah yang
menunjukkan posisi in dan out Tunjukkan gambar pada anak dan
tanyakan pada mereka,”Where is the…….?” Anak belajar menjawab dengan
menggunakan konsep in dan out.
Slides and Stairs. Kenalkan konsep up dan down saat di
playground. Anak harus diberitahu apa yang sedang mereka lakukan, dan dimana
mereka menggunakan kata up dan down. Cobalah
kegiatan yang sama dengan cara naik atau menuruni tangga sekolah.
Up and Down Walk. Berjalan-jalanlah keluar. Anak akan
menemukan dan belajar apa yang ada di langit dan apa yang ada dibawah.
Up and Down Sorting. Bagi papan display menjadi dua lalu mintalah
anak-anak menempelkan gambar dengan menggunakan double –tape sesuai dengan
faktanya. Semisal gambar helicopter, awan, pesawat, burung, layang-layang,
kereta, anjing, mobil, rumput dll.
Up and Down Object
Movement. Dengan menggunakan
tali ajari anak kata up and down pada balloon
Chair Game. Perintahkan anak untuk melakukan stand
up on chair atau down di lantai. Ulangi dengan menggunakan object
Bottoms and Tops. Kenalkan konsep bottom dan top pada anak
dengan menggunakan gambar, puzzles, meja, mainan dll. Minta pada anak untuk
menunjukkan mana bagian yang di sebut buttom dan mana yang disebut top dari
barang tersebut.
Body Part. Anak- anak dapat penyentuh bagian top dan
down tubuhnya seperti kepala dan kaki.
Direction Draw. Buat garis di tengah-tengah papantulis.
Perintahkan anak untuk membuat gambar,”Draw a circle over the line,” “Make a
plus sign under the line,”
Action Directions. Dengan menggunakan benda konkrit, berikan
perintah pada anak-anak untuk melakukan langkah-langkah seperti,”Put the book
over your hand, put the scissor under under the table, put the box under the
slide.”
3.8. Penutup
Kalau kita ingin mengajari anak tentang rasa pedas tentu kita
tidak langsung meminta mereka memakan cabe karena hal tersebut dapat membuat
anak yang tadinya belum pernah tau rasanya pedas akan trauma dan seumur-umur
mungkin tidak mau mau makan dengan rasa pedas. Segala sesuatu ada ukurannya
jangan jejali anak dengan sesuatu yang berat. Betul memang anak mudah menyerap
segala yang baru tapi cara kita mengajarinyalah yang lebih penting.
Tugas: Nyanyikan
sesuai nada yang diberikan
Song to Teach Names: (Tune: Paw, Paw, Paw Patch-FFFF ACAF GGGG
EGEG FFFF ACAF)
Teacher: Where oh
where is my friend______________________?
Where oh where is my
friend______________________?
Where oh where is my
friend______________________?
Child: (raise hand and
responds)
“Here I am.”
(Tune: CFEDC ABC GAB# AB#C C
FEE DC AB# C GC AF
Hello Everybody yes
indeed, yes indeed, yes indeed
Hello Everybody yes
indeed, this is (name of school: example: Fastkhair)
( Guru kemudian
menyebut nama satu anak dan menunjuknya)
Here’s ALI
( dan anak menjawab)
“I’m Karim.”
( lanjutkan memutar
sampai semua anak mempunyai kesempatan untuk mengatakan namanya)
Thanks, helpful. God bless :)
BalasHapusthanks
BalasHapus